Wow! Sri Mulyani Dilirik Jadi Cawapres 2024

0
180
Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: hipwee)

JAKARTA– Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mantab maju sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Bahkan, pria yang akrab disapa Cak Imin itu pun telah mengantongi nama calon wapres (cawapres) untuk mendampinginya pada pesta demokrasi 2024 nanti. Nama itu yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Insya Allah nanti kita (saya, red.) maju di Pemilu 2024, dapat pasangan yang baik, pasangan yang tepat. Salah satu yang saya lirik untuk menjadi cawapres saya adalah Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan,” kata Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/6).

Hal itu dikatakannya di sela-sela acara Konser Kebangsaan Muhaimin bersama Kotak di Lapangan Ahmad Yani, Alun-alun Kota Tangerang, Banten, Minggu.

Oleh karena itu, Muhaimin meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar langkahnya untuk maju di Pilpres 2024 mendapat kemudahan dan kelancaran.

Dia mengungkapkan alasan kuat mengapa memilih Sri Mulyani sebagai bakal cawapres pasangannya, yaitu karena memiliki pengalaman di bidang ekonomi.

“Cawapres sementara yang masuk dalam radar, Ibu Sri Mulyani, karena beliau punya pengalaman dan dahsyat soal ekonomi. Ekonomi kita lagi sulit, krisis akan menjadi resesi, resesi harus diantisipasi, sehingga butuh wapres yang kuat dan mengerti soal ekonomi,” jelasnya.

Namun, dia mengaku belum menjalin komunikasi secara langsung dengan Sri Mulyani terkait niatnya menggandeng mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Dia mengatakan akan membicarakan rencananya tersebut kepada partai-partai politik lain dan masyarakat; selanjutnya, dia baru akan berbicara dengan Sri Mulyani.

Muhaimin menambahkan, dirinya berupaya mengajukan diri sebagai calon presiden (capres) kepada partai politik lain sampai memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.

Selain itu, tambahnya, sejauh ini semua parpol masih dalam proses penjajakan untuk diajak berkoalisi dengan PKB.

“Proses penjajakan semua yang dilakukan parpol belum ada yang final. Semua partai juga begitu, mungkin satu-satunya yang final adalah KIB (Koalisi Indonesia Baru), tapi dari berbagai perbincangan masih cair semua,” ujarnya.

Terkait wacana koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhaimin mengatakan pihaknya saat ini masih dalam proses pendekatan dengan partai politik berbasis Islam itu.

PKB-PKS akan Bentuk Koalisi “Semut Merah”

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut, pihaknya menyambut baik wacana koalisi PKB-PKS. Koalisi tersebut, digadang-gadang bernama koalisi ‘Semut Merah’.

“Koalisi itu arahnya meraih kemenangan capres-cawapres. Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik,” kata Jazilul dalam keterangannya, Rabu (8/6).

Jazilul menuturkan, PKB dengan PKS pernah bergabung dalam koalisi Poros Tengah bersama sejumlah parpol berbasis Islam, seperti PAN, PBB, dan PPP.

Koalisi Poros Tengah itu berhasil mengantarkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ke kursi Presiden pada Pemilu 1999.

Selanjutnya, pada Pemilu 2004, Jazilul menuturkan PKB kembali berada dalam satu koalisi dengan PKS dan sejumlah parpol lain.

Koalisi mereka berhasil mendudukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) sebagai presiden dan wakil presiden.

“Artinya, koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang? sangat mungkin,” ucap Jazilul.

Jalinan hubungan PKB dan PKS sebetulnya sudah terlihat saat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin diundang ke acara puncak Milad PKS di Istora Senayan, Jakarta, bulan lalu.

Bahkan, ketika itu Cak Imin mendapat kesempatan menyampaikan pidatonya. Wakil Ketua MPR RI itu menyebutnya sebagai tanda PKB dan PKS sedang membangun kemesraan.

“Kalau terjadi koalisi PKB dan PKS, ini sesuatu yang baru, maka akan menjadi magnet bagi partai lain untuk ikut. Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi ‘koalisi semut merah’, kecil tapi berasa,” tuturnya.

Namun, merujuk gabungan PKB dan PKS tidak memenuhi syarat presidential threshold minimal 20 persen. Jika dijumlahkan, persentase gabungan kursi PKB dan PKS sebesar 17,26 persen (PKB 58 kursi, PKS 50 kursi).

“Apakah mampu mendudukkan pasangan yang diharapkan masyarakat yang nantikan akan memberikan jalan baru bagi Indonesia di mana hari ini mengalami kesulitan. Kami yakin, seandainya kami bergabung pasti ada partai-partai lain yang bergabung,” kata Jazilul.

PKS-PKB Makin Mesra

PKS dan PKB makin mesra setelah buka-bukaan soal koalisi. Koalisi tersebut diwacanakan bernama “Semut Merah”

Teranyar, Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi menyatakan membuka peluang bagi siapa pun sebagai capres dalam koalisi dengan PKB, termasuk sosok Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

“Semoga pertemuan kita mendapat rahmat dan berkah dari Allah SWT. Kita tidak mau terjadi sebuah keputusan di last minute deal politik, jangan kayak kemarin,” kata Aboe Bakar dalam konferensi pers bersama Waketum PKB Jazilul Fawaid di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6).

“Kita penginnya 3 bulan sebelum sudah oke, misalkan Gus Ami (Cak Imin) mau presiden, silakan. Bismillah, nggak apa-apa, kita nggak ada masalah,” imbuh dia.

Aboe Bakar menekankan, pihaknya tak mempersoalkan pencalonan presiden atau wapres.

“Bagi PKS, nggak penting presiden atau wapres,” ujarnya.

Menurutnya, sosok yang pantas maju di pilpres akan dievaluasi bersama.

“Kemudian kita calonkan capres akan dievaluasi, fit and proper. Kalau Cak Ami cocok, PKS ready dan siap,” katanya.

Meski begitu, dia menyebut PKS tetap mendukung pencalonan terhadap Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri.

“PKS siap menokohkan Salim Segaf, kalau PKB sudah jelas capres Gus Muhaimin. PKS nggak masalah. Kita sadar posisi kita cuma 50 (kursi). Tapi kalau ada satu parpol lagi, akan kelihatan siapa yang naik,” ujarnya.

Saat ini, dia memfokuskan koalisi ini dapat menarik parpol lainnya agar dapat memenuhi syarat ambang batas pencapresan (presidential threshold) sebesar 20 persen.

Dia memberi kode, apabila KIB mau bergabung, pihaknya membuka pintu.

“Tapi kan ini baru berdua. Saya yakin Demokrat atau partai lain, kami dan PKB undang dengan pintu terbuka. Kalau KIB mau datang juga, kami nggak nolak,” katanya.

Sebelumnya, Waketum PKB Jazilul Fawaid menyebut koalisi PKB-PKS bisa jadi koalisi ‘Semut Merah’.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini