AFRIKA – Paling tidak 21 anak muda meninggal pada akhir minggu ini sehabis menghabiskan malam di suatu warung di East London, Afrika Selatan. Sepanjang ini tidak terdapat yang dapat menarangkan penyebab kejadian ini.
Pejabat pemerintahan setempat menarangkan beberapa dari mereka merupakan anak didik yang memperingati akhir tes sekolah menengah pada malam Sabtu.
Tidak terdapat cedera yang nampak di badan mereka, ini membuat asumsi penganiayaan tidak masuk hitungan. Hasil bedah mayat akan memastikan apakah kematian ini bisa berhubungan dengan keracunan santapan.
Gerombolan orang, tercantum orang berumur yang kehabisan buah hatinya, terkumpul pada Pekan( 26/ 6) di luar warung. Sedangkan aparat alat transportasi jenazah mengakulasi mayat- mayat.
” Ini panorama alam yang seram. Mereka lumayan belia. Kala Kamu diberi ketahui kalau mereka berumur 13 tahun, 14 tahun serta Kamu berangkat melihatnya. Itu memusnahkan,” cakap Menteri Kepolisian Nasional Bheki Cele.
Penguasa provinsi Eastern Cape menarangkan 8 anak wanita serta 13 anak pria meninggal. Sebesar 17 orang ditemui meninggal di dalam warung, sebaliknya lebihnya di rumah sakit.
Minum minuman keras diizinkan buat umur di atas 18 tahun di warung, yang diketahui lokal dengan gelar shebeens. Warung ini biasanya di sisi rumah ataupun dalam sebagian permasalahan di dalam rumah.
” Kita mempunyai seseorang anak yang terdapat di situ, yang meninggal di tempat peristiwa,” tutur orang berumur dari pria berumur 17 tahun.
” Anak ini, kita tidak berasumsi akan meninggal semacam ini. Ini merupakan anak yang kecil batin, penuh segan,” cakap Ntombizonke Mgangala yang berdiri di sisi suaminya di luar kamar jenazah.
Kepala negara Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang lagi mendatangi KTT G7 di Jerman melafalkan duka cita.
