JAKARTA – Banyak yang berkomentar tentang kasus baru COVID-19 pada 12 Juli kemarin, yang jumlahnya 3.361, tertinggi sejak April 2022. Namun menurut Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama sebenarnya ada angka lain yang perlu diperhatikan dan diwaspadai.
“Pada 11 Juli 2022 ada 71.095 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 1.681 orang. Lalu, satu hari sesudahnya, yaitu kemarin 12 Juli, ada 97.935 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 3.361 orang,” kata Prof Tjandra dalam keterangannya pada Rabu (13/7).
Angka-angka ini menunjukkan jumlah kasus meningkat 1,99 kali, hampir dua kali lipat. Sementara jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat, artinya situasi lebih serius dan masyarakat harus waspada.
“Masyarakat perlu memperketat protokol kesehatan, pakailah masker anda, jangan lengah. Juga vaksinasi harus kita dapatkan, baik yang kedua dan juga yang booster. Hanya dengan memperketat protokol kesehatan dan mendapatkan vaksin sampai booster maka kita dapat melindungi diri secara optimal, maka segera lakukanlah,” urainya.
Kemudian ada juga pembicaraan tentang akan berapa jumlah kasus maksimal kita sekarang ini. Pernah disebut angka 20 ribu yang dihubungkan dengan infeksi Omicron BA.5 dan BA.4.
Sekarang jumlah spesimen per hari masih di bawah 100 ribu yang menghasilkan kasus tertinggi 3 ribuan seperti kemarin. Maka untuk dapat mendeteksi 20 ribu maka perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen. Tidak cukup di bawah 100 ribu seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan.