Satu Keluarga di Malang Ditemukan Tewas, Tinggalkan Pesan Memilukan 

0
113
ilustrasi jenazah
ilustrasi Jenazah Foto:iNews.id

RADARNASIONAL – Satu keluarga yang terdiri dari tiga orang yakni suami istri dan seorang anak belasan tahun ditemukan tewas di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menjelaskan, ketiga orang yang meninggal dunia tersebut adalah suami berinisial WE (43), istri S (40), dan anak ARE (12).

Gandha menjelaskan bahwa satu keluarga tersebut beranggotakan empat orang yang terdiri dari WE, S, ARE, dan AKE.

Menurut Gandha, ARE dan AKE merupakan anak kembar dari pasangan yang tinggal di Dusun Borobugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

“Jadi, dugaan sementara, mengarah bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga. Satu keluarga ini beranggotakan empat orang. Untuk motif, masih kami dalami,” ujar Gandha di Malang, Selasa (12/12)..

Gandha menjelaskan, peristiwa tersebut pertama kali diketahui saat seorang anak perempuan korban, yakni AKE, meminta tolong kepada tetangga di sekitar rumah.

Tetangga yang merespons permintaan tolong AKE tersebut lalu masuk ke dalam rumah dan mengecek kamar. Kemudian, saksi menemukan tiga orang berada dalam ruangan tersebut.

Korban WE mengalami luka sayat yang cukup dalam pada tangan kiri. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat, namun dinyatakan meninggal dunia.

“Kemudian, juga terdapat dua mayat yang sudah meninggal dunia, dua orang perempuan. Untuk yang satu, sekira umur 40 tahun dan satu lagi sekira umur 12 tahun,” jelas Gandha.

Dari dua jenazah tersebut, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan fakta bahwa mulut kedua korban mengeluarkan busa dan bau menyengat. Tidak jauh dari korban, ditemukan pula gelas dan bungkus obat nyamuk cair.

“Informasi dari petugas olah TKP, keduanya ditemukan dengan keadaan mulut mengeluarkan busa dan bau menyengat,” tambah Gandha.

Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan anak korban, lanjut Gandha, peristiwa tersebut terjadi kurang lebih pada pukul 03.00 WIB.

Saat itu, WE membangunkan ARE untuk pindah kamar tidur bersama istrinya, S. Ketiga orang tersebut berada dalam satu kamar.

Sementara itu, AKE melanjutkan tidur yang kemudian terbangun dan menyadari sudah terlalu siang untuk melaksanakan ibadah shalat subuh. AKE kemudian bangun dan menuju kamar orang tuanya.

Namun, setelah memukul-mukul pintu kamar, AKE tidak mendapat respons dari dalam kamar orang tuanya tersebut.

“Kemudian, anak tersebut teriak minta tolong ke tetangga. Kemudian, tetangga masuk dan ditemukan bahwa WE dalam kondisi berlumuran darah,” kata Gandha.

Sampaikan Pesan 

Petugas kepolisian juga menemukan pesan yang diduga ditulis WE. Pesan tersebut meminta sang anak, AKE, untuk menjaga diri baik-baik dan menurut kepada neneknya.

Pesan tersebut ditulis dengan spidol berwarna hitam dan identik dengan tulisan tangan WE yang merupakan seorang guru.

“Di TKP, kami menemukan pesan yang tulisannya identik dengan buku agenda milik WE. Kurang lebih, intinya, jaga diri kakak baik-baik, menurut sama uti (nenek), uang papa mama untuk pemakaman,” ujar Gandha.

Menurut Gandha, saat ini AKE berada dalam pendampingan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang dan psikolog.

Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.

Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini