RADAR NASIONAL,–(Sleman),- Pengendalian hama petani Krasaan memasang Light Trap/Perangkap Hama,ini dilakukan untuk mengendalikan hama, juga untuk memantau keberadaan hama suatu titik kawasan pertanaman.
Hal tersebut disampaikan dukuh Krasaan Nida Salma Khajaroh dalam evaluasi kampung iklim di Krasaan Jogotirto,dihadiri Lurah Lurah Jogotirto Mitha Mayasari,SPsi
panewu Berbah Djaka Sumarsono,AP,MSi Berbah, Sleman Rabu(11/6/2025)
Menurut dukuh Krasaan pemasangan Light Trap bagi para petani sangat membantu untuk menjaga hasil panen baik di sawah maupun di kebun.
Selain itu yang menjadi keunggulan bahwa Ligh Trap tidak menggunakan daya listrik dari PLN. Light menggunakan daya listrik dari sinar matahari melalui solar sell yang terintegrasi.
” Penggunaan Light Trap cara mengendalikan hama secara sederhana ramah lingkungan bukti bahwa sudah mengaplikasikan listrik Tenaga Surya” ungkap Nida Salma.
Selain merupakan sebuah potensi unggulan dari PROKLIM Padukuhan Krasaan adalah pembudidaya Jambu Air Dalhari (JAD).
Setiap keluarga di padukuhan Krasaan memiliki pohon JAD dengan rasa buah manis menyegarkan , warna buah merah segar menambah daya tarik konsumen.
Pohon yang sudah mendapatkan pengakuan dari kementrian pertanian sebagai tanaman unggulan pedukuhan Krasaan.
“Penemunya bapak Dalhari merupakan warga Krasaan RT 9.Bibit Induk Tunggal juga terawat ada di pedukuhan Krasaan.”ujar Nida.
Pohon JAD berbuah dari April hingga Desember merupakan tanaman penjaga ketahanan pangan. Memberikan nilai ekonomi tinggi bagi warga masyarakat padukuhan Krasaan maupun diluar Krasaan.
Banyaknya populasi JAD memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengikat carbon yang ada di udara. Maka menjadi
pantas ketika padukuhan Krasaan menjadi sentra buah jambu unggulan kampung iklim.
“Manfaat lain buah JAD selain menyegarkan juga berguna untuk kesehatan tubuh. Ternyata bisa membantu mengontrol tekanan darah. Dengan cara mengonsumsi buah yang segar bisa mempercepat turunnya tekanan darah atau tensi.
Selain di konsumsi secara langsung buah JAD bisa di buat menjadi selai dan permen.
Daunnya bisa sebagai bahan campuran membuat camilan chesstik.
Daun yang tua bisa dipergunakan sebagai pembungkus tape ketan yang lezat”paparnya.
Selain itu buah afkir yang tidak layak konsumsi bisa sebagai pakan ternak dan membuat kompos.
Namun juga bisa sebagai alternatif membuat bioetanol.Kegunaan bioetanol sebagai pencuci luka. Bioetanol bisa juga dipergunakan sebagai bahan bakar kompor pengganti minyak tanah.” Imbuhnya.
Nida Salma juga menyampaikan bahwa kegiatan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim sudah dilakukan oleh masyarakat Krasaan. Dengan membuat sumur resapan dan biopori. Melakukan Perilaku Hidup Bersih (PHBS).
Pengamanan jentik dengan melakukan gerakan 3 M menguras, menutup dan mengubur. Ada juga Mina padi yang terintegrasi dengan ternak unggas. Pengelolaan sampah juga sudah dilakukan oleh pemuda dengan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Barokah.
Kegiatan juga terintegrasi antara kelompok ternak , kelompok Wanita Tani dan PKK , Dasawisma memanfaatkan pekarang kosong.
“Pupuknya menggunakan kompos yang dihasilkan kelompok ternak. Selain itu KWT juga membuat kompos sendiri dari sampah organik dedaunan dan sisa sampah dari dapur.
“Kelompok ternak sudah memulai menggunakan kotoran ternak untuk membuat biogas.
” Dengan membuat biogas bertujuan untuk mengurangi gas metan /amoniak yang bisa menambah gas rumah kaca.
Hadir dalam evaluasi Proklim padukuhan Krasaan Tim Evaluasi Proklim OPD Kesehatan, DLH , Bappeda. PMK, pertanian dan LSM OISCA,Panewu Berbah, beserta staf, lurah dan ulu ulu Kalurahan Jogotirto, Forum Lingkungan Hidup (FLH) Berbah, linmas Jogotirto dan pedukuhan Krasaan.
Mewakili tim evaluasi Dewi Setyowati dari DLH Sleman mengapresiasi semangat warga Padukuhan Krasaan pemerintah Kalurahan Jogotirto Kapanewon Berbah . Warga telah melaksanakan dengan baik adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Harapannya semua yang telah dilakukan tetap dilakukan meskipun tidak dievaluasi. Karena itu semua harus dilakukan masyarakat secara mandiri dengan iklas berkelanjutan. “Kesadaran akan proklim memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat meningkat” ungkap Dewi.(Kus)