Krisis Keuangan, Sri Lanka Terancam Gelap Gulita

0
20

SRI LANKA – Sebuah serikat pekerja sektor listrik di Sri Lanka pada Rabu (8/6/2022) menggelar mogok kerja. Aksi itu dilakukan sebagai protes atas Undang-undang baru pemerintah.

Aksi ini berpotensi menyebabkan lebih banyak pemadaman listrik di Sri Lanka yang kini berada dalam cengkeraman krisis ekonomi selama beberapa bulan itu.

Serikat pekerja Ceylon Electricity Board (CEB) mengatakan, sekitar 900 dari 1.100 insinyur mereka tidak akan bertugas pada Kamis (9/6/2022). Sedangkan pekerja yang sudah berada di fasilitas pembangkit, transmisi, dan distribusi akan meninggalkan pos mereka pada Rabu tengah malam.

CEB adalah perusahaan listrik utama Sri Lanka. Amandemen yang diprotes terkait penghapusan pembatasan penawaran kompetitif untuk proyek pembangkit listrik terbarukan.

Negosiasi antara pejabat pemerintah dan serikat insinyur CEB hingga saat ini belum membuahkan hasil.

“Pembicaraan dengan menteri tidak berhasil. Amandemen ini menipu dan bertujuan untuk membatalkan skema penawaran kompetitif, yang ada untuk memastikan masyarakat mendapatkan listrik dengan biaya terendah,” ungkap sekretaris serikat Dhammika Wimalaratne, dikutip dari Reuters.

“Kami tidak mungkin akan setuju dengan ini,” tegasnya.

Sri Lanka sebelumnya sempat dilanda pemadaman listrik yang panjang di awal tahun. Pemadaman itu merupakan akibat dari menipisnya persediaan mata uang asing negara yang berujung pada kekurangan impor bahan bakar penghasil listrik.

Situasi sempat membaik setelah datangnya musim hujan mendorong pembangkit listrik tenaga air. Namun, kini, rencana pemogokan pekerja CEB bisa membawa kembali pemadaman listrik berkepanjangan di negara itu.

Pemerintah Sri Lanka, di bawah Perdana Menteri baru Ranil Wickremesinghe, telah mendorong energi terbarukan sebagai solusi potensial untuk masalah listrik yang dihadapi negara.

Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera, mengatakan dia berharap parlemen dapat meloloskan peraturan yang diamandemen pada Kamis. Ia pun menuduh serikat pekerja CEB menghalangi reformasi yang sangat dibutuhkan.

Wijesekera mengatakan pada Selasa, amandemen akan membuka jalan bagi persetujuan cepat dan implementasi proyek-proyek pembangkit listrik terbarukan yang telah lama tertunda.
Bila pemogokan tersebut terwujud Sri Lanka terancam gelap gulita.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini