RADARNASIONAL – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak akan mendikte Anies Baswedan terkait penentuan calon wakil presiden (cawapres). Sebaliknya, partai tersebut memberi keleluasaan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk memilih sendiri sosok yang akan mendampinginya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“PKS memiliki sikap bahwa proses penentuan cawapres itu semua partai berhak mengajukan. Tapi pada akhirnya pemilihan diserahkan kepada capres (Anies Basawedan), tentu saja melalui mekanisme yang objektif,” kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman dalam konferensi pers di kawasan Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Senin (30/1/2023).
Dia menjelaskan, cawapres tersebut tak harus berlatar kader PKS. Aspek terpenting, figur yang dipilih mampu mendongkrak perolehan suara di Pilpres 2024.
Lebih jauh, Sohibul menjelaskan soal langkah partai tempatnya bernaung mengumumkan dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai capres. Menurut dia, dukungan hasil musyawarah Majelis Syura PKS pada Agustus 2022.
PKS sendiri mempunyai tiga kriteria untuk capres. Sosok ini harus melambangkan perubahan, nasionalis religius, dan memiliki elektabilitas yang memungkinkan untuk menang.
“Kami tidak memiliki istilah elektabilitas survei tertinggi. Karena dinamika hari ini tentu berbeda dengan dinamika saat 14 Februari 2024 (pelaksanaan pilpres),” kata Sohibul menambahkan.
Dengan dukungan PKS, Anies Baswedan mengantongi lebih dari 20 persen Presidential Threshold (PT) atau ambang batas syarat pencalonan presiden oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol sebesar 20 persen kursi DPR. Pasalnya, selain PKS, Partai NasDem dan Partai Demokrat lebih dulu menyatakan dukungan ke Anies Baswedan.
PKS tergabung bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat dalam Koalisi Perubahan. Pembentukan koalisi demi mendorong Anies sebagai capres ini dikabarkan hampir rampung.