Tiga Warga Dilaporkan Tewas Gegara Antraks, Ini Penjelasan Dinkes Gunungkidul 

0
22
Ilustrasi Sapi Foto: Tribun Jabar

RADARNASIONAL – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta angkat bicara terkait jumlah warga yang meninggal dunia akibat antraks.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Gunungkidul Sidig Hery Sukoco mengklarifikasi jumlah warga yang meninggal tersebut.

Sidiq mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah warga yang terkonfirmasi meninggal akibat antraks sebanyak tiga orang.

“Namun setelah kami telusuri dan menggali informasi dari masyarakat di Semanu, hanya ada satu orang yang meninggal akibat antraks,” kata Sidiq di Gunungkidul, Rabu (5/7).

Sidiq mengatakan, satu orang yang meninggal tersebut dipastikan positif antraks. Hal ini dikarenakan sudah ada pemeriksaan antraks dari laboratorium di RSUP dr. Sardjito.

Sedangkan dua orang lainnya diinformasikan ikut mengonsumsi daging sapi yang terindikasi antraks. Namun pemeriksaan Antraks dari laboratorium belum dilakukan ke keduanya.

“Satu yang meninggal karena antraks ini berasal dari Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo. Yang bersangkutan dirawat di RSUP dr. Sardjito pada 1 Juni dan meninggal dunia 3 hari setelahnya,” katanya.

Setelah ada yang meninggal, Dinkes Gunungkidul menerjunkan tim untuk penelusuran ke seluruh warga di Jati. Hasilnya sebanyak 87 warga Jati berstatus seropositif antraks.

Seropositif ini artinya warga tersebut pernah terpapar antraks, tapi gejala klinisnya tidak terlihat. Mereka ini berpeluang untuk sembuh karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.

“87 warga ini tidak bergejala, sudah kami berikan pengobatan juga,” kata Hery.

Sementara, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto memastikan hanya satu warga yang positif antraks meninggal dunia. Sementara dua yang lainnya meninggal tidak diperiksa terkait antraks.

“Jumlah warga yang meninggal satu yang betul-betul kena antraks,” katanya.

Heri mengatakan laporan pertama yang masuk mengenai matinya sapi pada 2 Juni 2023 lalu, dan dilakukan penelusuran oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Dinas Kesehatan.

“Yang memastikan dari Dinas Kesehatan,” tandas Heri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini