Atasi Sampah, Pemkal Condongcatur Kerjasama dengan UGM Sosialisasi Sampah Organik

0
59
Sosialisasi sampah organik berlangsung di balai Kalurahan Condongcatur diikuti kelompok wanita tani.(*)

RADARNASIONAL – Pemerintah Kalurahan Condongcatur bekerjasama dengan Fakultas Biologi UGM melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah organik di ruang Wacana Loka Kalurahan Condongcatur, Selasa (25/06/2024).

Dalam sambutan pembukaan, Ulu-Ulu Condongcatur, Murgiyanta,SE mewakili Lurah mengatakan sosialisasi mengundang 33 Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) yang ada di Kalurahan Condongcatur yang tersebar di padukuhan, 18 Kelompok Wanita Tani (KWT) dan 6 orang perwakilan pihak ketiga sebagai pengambil sampah rumah tangga.

“ Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan solusi kepada masyarakat melalui kelompok KPSM dan KWT yang ada Kalurahan Condongcatur untuk membantu permasalahan sampah organik melalui sosialisasi baik secara individu maupun melalui pertemuan, selain itu ke depan harapannya ada sinergi antara KPSM dan KWT untuk mewujudkan penanganan sampah organik sekaligus merupakan pertama kalinya kita mempertemukan 2 kelompok tersebut dalam satu acara”. ungkapnya

Ketua Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Condongcatur Resik, Ani Sumiarti, S.Pt menjelaskan Sosialisasi terselenggara atas kerjasama antara Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Condongcatur Resik, Tim Satgas Sampah Fakultas Biologi UGM dan Pemerintah Kalurahan Condongcatur.

Kegiatan ini dilakukan mengingat keadaan sampah DIY dampak dari penutupan TPA Piyungan, sehingga berbagai usaha untuk mengelola sampah organik secara mandiri oleh kelompok masyarakat.

Sementara Ketua Satgas sampah Fakultas Biologi UGM, Soenarwan Herry Poerwanto, S.Si, M.Kes. selaku dosen Fakultas Biologi UGM dalam paparannya menyampaikan sampah dibedakan menjadi 4 yaitu Sampah Organik, Sampah Anorganik, Sampah Residu dan Sampah B3.

“ Sampah Anorganik dari masyarakat oleh pemerintah tertangani dengan adanya Bank Sampah, Sedekah Sampah dan Tempat Pemrosesan Sampah berbasis 3 R (TPS 3R), Sampah Residu dari masyarakat oleh pemerintah tertangani melalui Tempat Pemrosesan Sampah Terpasu (TPST), Sampah B3 dihasilkan oleh pemerintah tertangani oleh pihak swasta yang ditunjuk oleh pemerintah” jelasnya.

Antusias warga Condongcatur mengikuti sosialisasi pengelolaan sampah organik di kalurahan Condongcatur.(*)

Ditambahkan Soenarwan, sampah organik dari masyarakat jumlahnya hampir 60 % – 70 % dari total sampah yang ada, diharapkan dapat diselesaikan dari sumbernya oleh masyarakat sendiri dengan dibuat pupuk, dengan cara yang pertama dilakukan adalah mengenali sampah yang ada di rumah masing – masing dengan mulai memilah sampah.

Selanjutnya Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. dari Satgas Sampah Fakultas Biologi UGM menjelaskan tentang metode 3 R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle melalui beberapa contoh sederhana yang bisa dilakukan.

Beberapa metode pengelolaan sampah organik antara lain menggunakan komposter, ember tumpuk, Loseda, Biopori, Eco Enzym dan Metode dengan menggunakan Maggot.

Penyampaian materi oleh tim Fakultas Biologi UGM di ruang Wacana Loka, Condongcatur.(*)

Usai pemaparan peserta sosialisasi melakukan praktek pengelolaan sampah organik dengan metode fermentasi menggunakan Probiotik Bio 2023 yang diproduksi oleh Fakultas Biologi UGM dengan kelebihan kandungan mikrobinya lebih banyak sehingga mempercepat waktu pematangan pupuk kompos.

Dengan harapan setiap peserta nantinya mempraktekkannya di kelompoknya masing – masing dan hasilnya di laporkan kepada Tim Satgas sampah sebagai upaya monitoring pelaksanaan sosialisasi melalui sampel di 4 KPSM yang ditunjuk.(San)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini