RADARNASIONAL – Platform media sosial Facebook menembus angka 2 miliar pengguna harian atau daily user di tengah skeptisisme kalangan Gen Z. Hal tersebut disampaikan Meta, induk perusahaan Facebook, dalam laporan kuartal IV-2022.
Asia Pasifik menjadi penyumbang terbanyak dengan 854 juta pengguna, berbanding terbalik dengan pengguna dari AS dan Kanada yang hanya berjumlah 199 juta pemakai.
Mengutip Engadget, Kamis (2/2/2023), Facebook menjadi platform kedua garapan Meta yang meraih 2 miliar pengguna harian setelah WhatsApp. Hal tersebut menunjukkan Facebook masih akan bertumbuh sebagai penyumbang pendapatan dari iklan terbesar untuk Meta.
Sebelumnya, survei Pew Research Center tentang remaja, teknologi, dan media sosial, 14 April-4 Mei 2022, mengungkap hanya 32 persen remaja yang menggunakan Facebook.
Angka ini jauh menurun ketimbang survei sebelumnya pada 2014-2015 yang mencapai angka 71 persen. Pada periode itu, Facebook jauh mengungguli para pesaingnya seperti Instagram (52 persen), Snapchat (41 persen), Twitter (33 persen), Tumblr (14 persen).
Survei ini melibatkan 1.316 warga AS berusia 13 hingga 17 tahun sebagai responden.
“Sebagian besar orang dewasa muda menganggap Facebook sebagai tempat bagi orang-orang berusia 40-an dan 50-an,” kata dokumen internal Facebook 2021 yang diperoleh The Verge.
“Orang dewasa muda menganggap konten sebagai hal yang membosankan, menyesatkan, dan negatif,” lanjut dokumen itu.
Meta sebelumnya mengeluarkan kebijakan pemotongan sejumlah lini bisnis beserta karyawannya. CEO Meta Mark Zuckerberg menyebut 2023 sebagai ‘Tahun Efisiensi’ sebagai tema umum untuk perusahaannya tersebut.
Saat sesi wawancara bersama para analis, Zuckerberg menyiratkan Meta akan terus melakukan pemotongan karena memprioritaskan efisiensi. “Kami akan terus proaktif soal memotong proyek yang tidak berhasil atau tidak lagi krusial,” katanya.
Lebih lanjut, Meta juga akan menjadikan kecerdasan buatan generatif (Generative AI) sebagai prioritas mereka untuk tahun-tahun ke depan.
“Generative AI benar-benar menjadi era baru yang menarik bagi banyak aplikasi berbeda. Dan, salah satu target saya untuk Meta adalah menjadi pemimpin di sektor tersebut, berdasarkan riset yang telah kami buat,” ucap Zuckerberg.
Di luar itu, pendapatan Meta juga mengalami penurunan 4 persen ketimbang tahun lalu. Mengutip Variety, Meta diketahui mendapat sekitar US$32,17 miliar atau sekitar Rp478 triliun.
Meta mengatakan pendapatan triwulan mereka bisa meningkat 2 persen pada basis mata uang yang konstan. Selain itu, pendapatan bersih menurun 55 persen ke angka US$4,65 miliar karena biaya operasional bertumbuh 22 persen tahun ke tahun.
Meta sendiri terus kehilangan banyak uang usai investasi di metaverse gagal total. Reality Labs, salah satu divisi yang memantau proyek Metaverse, VR, dan AR rugi US$ 4,3 miliar pada kuartal keempat tahun 2022 dengan total kerugian US$14 miliar selama setahun penuh.
Kendati demikian, Meta tampaknya belum kapok percaya kepada Reality Labs. “Kami masih berharap kerugian setahun penuh untuk bangkit di tahun 2023,” kata CFO Meta Susan Li.
“Kami juga akan terus berinvestasi dengan cermat di area tersebut karena peluang jangka panjang yang signifikan yang kami lihat,” ia menambahkan.