SRI LANKA – Sri Lanka akan membuka balik kantor kepresidenan mulai pada Senin (25/7), berakhir luang diduduki pengunjuk rasa anti-pemerintah sepanjang sebagian hari.
” Kantor itu sedia dibuka balik mulai Senin. Blokade kantor, yang berjalan semenjak 9 Mei, saat ini sudah dicabut,” tutur seseorang polisi Sri Lanka pada AFP, Minggu (24/7).
Lebih dahulu, gerombolan keamanan menggeruduk barak anti penguasa yang terdapat di Kolombo pada Jumat (22/7) pagi durasi setempat. Mereka memusnahkan tenda- tenda serta membekuk beberapa orang.
Tentara memaksa pedemo buat angkat kaki dari barak sebab dianggap mengusik kedisiplinan biasa. Tetapi, massa berencana berangkat berakhir presiden terpilih Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mewisuda dewan menteri terkini.
Aksi petugas Sri Lanka menemukan kecaman dari komunitas serta badan global sebab memakai kekerasan dalam menangani pengunjuk rasa.
Tetapi, ahli ucapan polisi, Nihal Talduwa, berkata para pendemo leluasa meneruskan kelakuan mereka di tempat yang didetetapkan, di dekat kantor kepresidenan.
” Mereka dapat senantiasa terletak di tempat keluhan sah. Penguasa apalagi bisa jadi akan membuka sebagian tempat lagi untuk para pengunjuk rasa di kota itu,” tutur Talduwa.
Sri Lanka terletak dalam kekacauan berakhir darurat ekonomi mendera negeri ini. Pada April lalu, negeri itu dikabarkan ambruk. Harga benda, paling utama benda memasukkan, gas LPG, serta materi bakar minyak (BBM) meningkat.
Masyarakat lalu mengadakan demo, menuntut presiden dikala itu, Gotabaya Rajapaksa, serta kroni- kroninya mengundurkan diri. Mereka memperhitungkan penguasa korup serta kandas mengurus negeri.
Minggu lalu, massa mendobrak kediaman Rajapaksa, kantor kesatu menteri, serta bangunan pemerintahan lain. Tetapi, dikala itu Rajapaksa berencana minggat, tetapi luang tercegat pihak imigrasi.
Tentara setelah itu mengamankan Rajapaksa serta keluarganya di pangkalan Angkatan Laut. Mereka lalu melambung ke Maladewa, setelah itu ke Singapore.
Di Singapore, Rajapaksa mengirim pesan pembatalan diri melalui email ke parlemen. Ia pula menunjuk Wickremesinghe yang dikala itu jadi kesatu menteri, selaku eksekutif kewajiban presiden.
Parlemen setelah itu mengadakan pemungutan suara buat memilah presiden terkini, serta Wickremesinghe sukses memenangkan kontestasi ini. Beliau dilantik pada Kamis (21/7).