RADARNASIONAL – Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi III Dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa melakukan kunjungan yang kedua kalinya ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kamis (10/11).
Kunjungan ini dalam rangka menindaklanjuti hasil kunjungan yang pertama pada 10-11 Februari 2022. Setelah melakukan dialog dengan beberapa pihak warga, Komisi III akan berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi persoalan di Wadas.
Oleh sebab itu Desmond sebagai Ketua Tim minta agar warga membuat draft yang berisi klausul aspirasi. Komisi III akan membantu untuk membuat catatan-catatan hukum. “Tinggal nanti apakah gubenur setuju dengan klausil-klausul tersebut, ” ungkapnya.
Sebelum dialog selesai, secara simbolis Desmond menerima proposal yang berisi klausul-klausul dari perwakilan warga Desa Wadas, disaksikan oleh Kepala Desa Wadas, perwakilan warga masyarakat dan segenap tamu yang hadir.
Politisi dari Fraksi Partai Gerindra ini mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan rapat dengan Gubernur, Kapolda, BPN, dan BBWS di Semarang.
“Kami akan sampaikan catatan-catatan yang hari ini diperoleh. Termasuk juga catatan-catatan kami yang lalu terhadap penambangan yang terjadi di Desa Wadas,” ungkapnya.
Di lain pihak, ada sejumlah warga yang menyampaikan aspirasi terkait isu penambangan untuk pembangunan Bendungan Bener.
Fuad, salah seorang warga Wadas mengungkapkan, penambangan harus berhenti saat proyek Bendungan Bener telah tercukupi kebutuhan quarry untuk pemenuhan kontruksi.
“Inti pokoknya bahwa lahan pasca tambang ini harus dikelola oleh warga, lewat mekanisme apapun. Kami minta komitmen dari Pak Gubernur untuk membangun Desa Wadas secara total, seperti yang didengungkan akan menjadi desa makmur,” tandasnya.
Polemik tentang Wadas bermula dari rencana penambangan batu quary andesit yang digunakan untuk kepentingan pembangunan proyek Bendungan Bener dan telah disosialisasikan pada 2016-2017.
Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diklaim akan menjadi bendungan tertinggi di Asia Tenggara.
Megaproyek bendungan dengan nilai investasi lebih dari dua triliun rupiah (Rp. 2,06 Triliun) itu akan memiliki kapasitas debit air 100 juta meter kubik dan diproyeksikan menampung air baku 1500 liter per detik serta menopang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar enam megawatt (6MW).
Lokasi proyek ini direncanakan pada sebuah tempat yang berjarak sepuluh kilometer (10 km) dari Desa Wadas dengan kontur berlereng atau naik-turun.