Kemenag: Fase Keberangkatan Haji Indonesia 2024 Berakhir 

0
74
Ilustrasi Haji Foto: iNews.id

RADARNASIONAL – Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan, seluruh operasional pemberangkatan jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M ke Tanah Suci telah berakhir seiring dengan mendaratnya 333 jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106) di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, sebanyak 216.022 jemaah dan petugas haji yang terbagi dalam 553 kelompok terbang saat ini sudah berada di Kota Makkah Al-Mukarrahamah untuk bersiap mengikuti rangkaian puncak haji yang dimulai pada 9 Zulhijjah dengan wukuf di Arafah.

Jemaah yang wafat hingga saat ini berjumlah 98 orang dengan rincian, wafat di Embarkasi 8 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 69 orang dan di Bandara 3 orang. Seluruh jemaah haji yang wafat akan dibadalhajikan.

Menurut  Widi, dengan berakhirnya fase kedatangan jemaah di Tanah Suci, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saat ini sepenuhnya fokus dan berkonsentrasi mempersiapkan rangkaian puncak haji yang dimulai dengan pendorongan jemaah haji ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H nanti.

“Sejumlah persiapan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku dan stakeholders penyelenggaraan haji. Seluruh layanan disiapkan mulai layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, perlindungan jemaah dan bimbingan ibadah sejak dari hotel tempat jemaah menginap, di Arafah, Muzdalifah dan Mina,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu (12/6/).

Untuk layanan akomodasi di Arafah, kata Widi, jemaah haji Indonesia akan menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah.

“Seluruh tenda jemaah dilengkapi dengan AC dan kasur serta selimut. Menteri Agama telah meninjau persiapan akomodasi di Armuzna untuk memastikan jemaah mendapatkan layanan terbaik,” katanya.

Dari aspek layanan konsumsi, ujar Widi, selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah haji akan mendapat 15 kali makan dan 1 kali snack berat, 6 kali makan di antaranya diberikan dalam bentuk siap saji. Sedang 9 kali makan lainnya akan diberikan secara fresh meal.

“Setiap maktab di Arafah menyiapkan dapur untuk mengolah fresh meal yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji. Makanan yang dikonsumsi jemaah haji telah melalui proses pemeriksaan untuk menjaga kualitas makanan jemaah, termasuk para lansia,” ucap dia.

Widi mengungkapkan, untuk layanan transportasi jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah dan Mina, sejak operasional bus shalawat berhenti sementara pada 11 Juni 2024 kemarin, seluruh bus akan ditarik pihak pengelola untuk difokuskan pada layanan shuttle Armuzna, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan ke Makkah.

“Usai puncak haji, bus shalawat akan kembali dioperasikan untuk melayani jemaah yang akan melaksanakan Thawaf Ifadlah, Thawaf Wada, maupun salat lima waktu di Masjidil Haram,” ungkapnya.

Untuk fasilitasi layanan kesehatan jemaah, terang Widi, PPIH menyiapkan klinik kesehatan di Arafah dan Mina lengkap dengan sarana prasarana medis serta kelengkapan pendukung lainnya. Seluruh petugas kesehatan yang berjumlah 287 orang akan dikonsentrasikan melayani jemaah.

“Sebanyak 200 petugas kesehatan akan diterjunkan di semua pos kesehatan dan nanti di sepanjang jalur Jamarat, 87 petugas kesehatan lainnya melayani jemaah di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan membersamai safari wukuf jemaah sakit di Arafah,” terangnya.

Selain itu, lanjut Widi, layanan kesehatan juga dilakukan petugas kesehatan yang ada di kloter-kloter. Bila ada penyakit yang tidak bisa didatangani di tenda, nanti bisa ke pos kesehatan di Mina.

“Jika di Mina tidak bisa menangani, akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Layanan ambulan juga disiapkan, bersiaga untuk jemaah,” terang Widi.

Widi menambahkan, PPIH Arab Saudi juga akan mensafariwukufkan jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan untuk jemaah sakit saat harinya mesti ke Arafah dan butuh pendampingan.

“Selain untuk jemaah sakit, fasilitasi safari wukuf juga untuk jemaah lansia non mandiri,” tandasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini