RADARNASIONAL – Jumlah korban jiwa akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah semakin meningkat. Hingga Rabu (8/2), di Turki, tercatat sudah ada 6.234 orang tewas yang ditemukan. Jika digabung dengan jumlah korban dari Suriah, maka total korbannya mencapai 7.800 orang.
WHO mengungkapkan, kemungkinan ada 23 juta orang yang terdampak gempa ini. Apalagi, korban yang selamat masih harus berjuang melawan musim dingin.
Untuk berjuang hidup, mereka kini membakar puing-puing bangunan untuk menghangatkan diri. Badai salju juga memperparah penderitaan mereka. Saluran bantuan jadi terhambat akibat infrastruktur jalan yang rusak dan jadi lincin oleh salju.
Presiden Turki, Reyep Tayyip Erdogan, memberlakukan status darurat bencana selama tiga bulan. Status ini berlaku di 10 provinsi yang dinyatakan sebagai bagian dari zona bencana gempa.
Sementara itu, pihak KBRI Ankara mengumumkan ada beberapa WNI yang diketahui berada di zona bencana gempa tersebut. Hingga saat ini, sudah ada 123 WNI yang berhasil dievakuasi di lima provinsi yang paling terdampak gempa.
Salah satu dari WNI yang berhasil diselamatkan adalah Ayu Fira dan kedua anaknya. Ayu dan anak-anaknya sebelumnya sempat dikabarkan hilang di Hatay.
Seluruh WNI yang berhasil diselamatkan itu rencananya akan dibawa ke ibu kota Turki, Ankara. Sebab Ankara diketahui tidak terkena imbas bencana alam tersebut.
Namun KBRI Ankara juga memberikan kabar duka. Berdasarkan penelusuran, saat ini ada dua orang WNI yang jadi korban tewas. Keduanya adalah warga Bali, Nia Marlinda, dan anaknya yang berusia satu tahun.
Nia merantau ke Turki pada 2020 silam. Di sana ia bertemu dengan suaminya yang merupakan guru Bahasa Inggris dan menikah pada 2021.
Selama merantau, Nia tak pernah pulang kampung. Ia memanfaatkan teknologi video call untuk bertukar kabar dengan orang tua dan keluarganya di Bali. Bahkan saat menikah, keluarga Nia harus digantikan pihak KBRI Ankara karena saat itu masih ada pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19.
Sebenarnya Nia sudah berencana pulang ke Indonesia, bahkan meminta orang tuanya membuatkan kamar anak untuk bayinya. Namun setelah kamar itu selesai, Nia, suaminya, dan buah hati mereka justru jadi korban gempa.
Jenazah Nia tidak dibawa ke Indonesia dan dimakamkan di Turki. Kini, keluarga Nia di Bali hanya berharap bisa mendapatkan foto dan video dokumentasi prosesi pemakaman Nia dan keluarga kecilnya.