RADARNASIONAL – Kasus kaburnya empat narapidana (napi) dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIA Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) memasuki babak baru.
Teranyar, Polisi menyebut bahwa tiga dari empat napi yang kabur tersebut berhasil ditangkap tim gabungan.
Namun, satu dari tiga napi itu tewas ditembak lantaran melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalteng Kombes Pol Faisal F Napitupulu mengatakan, ketiga napi yang ditangkap tersebut masing-masing yakni Panca Reno Rama Kencana Adi Wardana, Jihat Aji Nurmako dan Prihartono.
“Untuk narapidana atas nama Prihartono pada saat penangkapan kami berikan tindakan tegas dan terukur (tembak) karena yang bersangkutan sempat melakukan perlawanan dan membahayakan nyawa anggota yang bertugas di lapangan,” kata Faisal dalam jumpa pers, Selasa (7/3) malam.
Faisal mengungkapkan, selain mengamankan para napi yang melarikan diri tersebut, petugas kepolisian juga menyita dua senjata badik dan dua unit sepeda motor hasil curian.
Sedangkan satu napi atas nama Abdurahman yang terlibat kasus pelecehan seksual kini masih dalam pengejaran petugas kepolisian.
Sebab, kata dia, saat mereka melarikan diri dari Lapas Kelas IIA Palangka Raya, Abdurahman memisahkan diri dari Prihartono dan kawan-kawan.
“Saya minta saudara Abdurrahman yang masih DPO (daftar pencarian orang) agar segera menyerahkan diri, kalau tidak kami akan melakukan pengejaran dan tidak segan-segan memberikan tindakan tegas dan terukur apabila ditangkap petugas,” imbau Faisal.
Faisal menjelaskan, tertangkapnya para napi yang memiliki kasus berat itu berawal dari tertangkapnya Jihat Aji Nurmako pada hari ini di kawasan kebun kelapa sawit milik PT. Agro Sampit pada pukul 09.00 WIB.
Kemudian dua napi lainnya atas nama Panca Reno dan Prihartono diamankan di lokasi yang berbeda, namun masih satu kawasan PT. Agro Sampit hanya jam yang berbeda.
Namun naas saat hendak diamankan Prihartono berusaha menghujamkan senjata tajam yang dibawanya itu ke arah tubuh petugas.
Alhasil, tim gabungan yang berada di lokasi kejadian menembak bagian tubuhnya, hingga mengakibatkan yang bersangkutan nyawanya tidak bisa tertolong.
“Usai ditangkap, jenazah Prihartono dan dua rekannya langsung dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum dan pengobatan, karena Jihat Aji Nurmako dan Panca Reno juga dilakukan penembakan di bagian kaki karena berupaya melarikan diri,” pungkasnya.