RADARNASIONAL – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman Merilis Tingkat Kegemaran Membaca Aula 3, Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Rabu (4/12/2024).
Kegiatan bertujuan untuk mengetahui tingkat kegemaran membaca masyarakat Sleman.
Acara tersebut dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum, Anton Sujarwo yang bertindak mewakili Bupati Sleman.
Dalam sambutan tertulis Bupati Sleman yang dibacakan Anton Sujarwo menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Sleman dalam memperoleh data dan informasi yang relevan, sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam program peningkatan literasi masyarakat.
“Dengan demikian, kegiatan ini akan memperkuat komitmen kita bersama untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi mewujudkan perkembangan kegemaran membaca di Kabupaten Sleman,” kutipnya.
“Kegemaran membaca dapat menjadi faktor pendukung membangun masyarakat yang cerdas, kritis, dan berdaya saing. Oleh karena itu, survei ini untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memanfaatkan waktu untuk membaca, dan mengidentifikasi tantangan yang perlu diidentifikasi. Survei ini juga menjadi acuan penting dalam merumuskan kebijakan strategis untuk meningkatkan literasi,” demikian Anton mengutip sambutan Bupati Sleman.
Sementara, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Abu Bakar mengatakan bahwa pengukuran TGM tersebutl dilakukan Pemkab Sleman dengan menggandeng pihak akademisi yaitu tim survei UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dilaporkan Abu, proses pengukuran telah dilaksanakan pada Agustus 2024 di 17 kapanewon. Survei ini menyasar 2.951 responden dari berbagai latar belakang baik usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tingkat penghasilan.
“Ini kami menggandeng tim dari pihak akademisi untuk menjamin objektivitas hasil survei agar lebih baik, lebih valid, oleh mereka yang memang lebih kompeten dibidangnya. Survei ini telah dilaksanakan di seluruh kapanewon di Kabupaten Sleman, sehingga insyaallah telah mewakili secara ril Kabupaten Sleman,” jelas Abu.
Adapun indikator yang dinilai dalam survei TGM kali ini meliputi, frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah yang dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.
Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat kegemaran membaca masyarakat Kabupaten Sleman tergolong tinggi, dengan nilai rata-rata 2,57.
Artinya, masyarakat Sleman telah memiliki kegemaran membaca yang baik. Namun, jumlah buku yang dibaca masyarakat masih tergolong rendah, yaitu 2,4 poin.
Sementara, frekuensi membaca masyarakat Sleman sudah tergolong baik, dengan perolehan poin sebesar 2,7.
Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada kebiasaan membaca dan dorongan untuk mencari tahu informasi lebih lanjut dalam diri masyarakat Sleman.
Menariknya, hasil survei juga menunjukkan bahwa TGM tertinggi berada di Kapanewon Moyudan dengan total nilai 2,65. Sementara tingkat kegemaran membaca terendah berada di Kapanewon Depok dengan total nilai 2,44.
Adapun perolehan total nilai pengukuran TGM masing-masing kapanewon sebagai berikut:
1. Turi 2,6
2. Tempel 2,48
3. Sleman 2,52
4. Seyegan 2,63
5. Prambanan 2,48
6. Pakem 2,48
7. Ngemplak 2,54
8. Ngaglik 2,54
9. Moyudan 2,65
10. Mlati 2,55
11. Minggir 2,63
12. Kalasan 2,51
13. Godean 2,63
14. Gamping 2,53
15. Depok 2,44
16. Cangkringan 2,54
17. Berbah 2,6.
Terkait hasil tersebut, salah satu anggota Tim Survei UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Marwiyah mengatakan bahwa hasil survei TGM di Sleman dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
Salah satunya adalah rasa ingin tahu masyarakat akan informasi. Namun, masyarakat kini lebih banyak mencari informasi melalui internet dan media elektronik.
“Setidaknya masyarakat Sleman sudah mengetahui bahwa membaca itu penting. Sebanyak 90% masyarakat Sleman mengakui membaca itu bagus,” ungkapnya. (San )