Berikut 5 Kelemahan Timnas Indonesia Pada Saat Gagal Menang Melawan Bangladesh

0
76

Bangladesh- Timnas Indonesia mencapai hasil minor dengan main timbal 0- 0 melawan Bangladesh di Stadion Sang Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Rabu( 1 atau 6) malam. Selanjutnya kelemahan yang sedang nampak dari Timnas Indonesia.

Ini ialah pertandingan awal Timnas Indonesia dengan dihadiri partisan. Dipercayai akan berhasil, regu ajaran Shin Tae Yong ini justru frustrasi tidak dapat mengecap berhasil walaupun memimpin game.

Timnas Indonesia memahami statistik pertandingan dengan 71 persen kemampuan, 13 tembakan, 4 tepat target, 437 korban yang 82 persen di antara lain cermat, dan menghasilkan 9 kesempatan berhasil.

Finalissima, Beker Kedua Messi buat Argentina

STY Berambisi Berkat Egy, Witan, serta Ricky di Kualifikasi Piala Asia

Lionel Messi Melayani Argentina Sepenuh Hati

Rizki Ridho jadi pemeran sangat berhasil melepas korban cermat, ialah 58 kali. Ada pula pemeran dengan tembakan ke gawang paling banyak merupakan Stefano Lilipaly( 2 kali) serta Saddil Ramdani paling banyak mencipta kesempatan( 3 kali).

Baca Juga : Janji Shin Tae Young Kepada Para Fans Timnas Indonesia

Sayangnya statistik itu tidak dibantu dengan terciptanya berhasil. Lalu apa saja kelemahan Timnas Indonesia dalam pertandingan ini? Selanjutnya 5 kelemahan regu Merah Putih di laga percobaan coba FIFA A itu.

1. Rawan Serbuan Balik

Terdapat 5 suasana yang membuat pertahanan Indonesia dalam ancaman. Dari 5 itu 3 di antara lain terwujud dari aturan serbuan balik Bangladesh. Asian lini depan Bangladesh tidak sedemikian itu kilat.

Fachruddin Aryanto, kapten Timnas Indonesia, 2 kali lumayan kewalahan mengalami serbuan balik Bangladesh. Semacam memandang bagian lemas Indonesia di bagian itu, rival coba mempelajari.

Bangladesh sebagian kali mengecam melalui desain serbuan balik.

Apabila perihal ini tidak lekas diperbaiki Shin, bukan tidak bisa jadi akan jadi titik lemas dikala tampak di Kualifikasi Piala Asia 2023. Terlebih rival yang akan dialami Yordania serta Kuwai

2. Desain Bola Mati

Dalam pertandingan kandang awal dengan pemirsa itu Timnas Indonesia mempunyai banyak suasana bola mati. Sayangnya, tidak terdapat berhasil yang terwujud dari suasana bola mati itu.

Pelaksana depakan pojok regu Garuda, Marc Klok memiliki korban yang cermat, namun belum terdapat yang dapat menyambutnya. Eksekusi Klok yang membengkok kerap tidak dapat disambut rekannya di kotak denda.

Pelaksana depakan leluasa Timnas Indonesia juga belum menjanjikan. Sementara itu pemain- pemain semacam Lilipaly, Klok, ataupun Saddil memiliki statistik yang melegakan dalam hal bola mati itu.

3. Serbuan Kapak Monoton

Kandas sekali, coba lagi, coba lagi, serta coba lagi. Sedemikian itu metode dalam sepak bola. Akan namun kisahnya kira- kira berlainan dari Timnas Indonesia dikala memencet Bangladesh dengan cara berkali- kali.

Pola serbuan dari kapak, yang memercayakan Pratama Arhan serta Asnawi Mangkualam pada sesi awal, gampang diduga. Pada sesi kedua tikam dari bagian kapak juga senantiasa dapat dipatahkan.

Peperangan 28 Jam Pembalap Resep E Mengarah Jakarta

Satu perihal yang nampak konstan dari aturan kapak ini merupakan korban silang. Saat sebelum akselerasi senantiasa dimulai korban silang yang kesimpulannya terbaca rival serta naifnya sebagian korban silang tidak cermat.

4. Arsitek serta Penerobos

Klok selaku katalisator Timnas Indonesia memanglah berikan akibat penting. Pemeran Persib Bandung ini melepas korban cermat sampai 81 persen serta pula aktif menolong memutuskan serbuan rival.

Cuma saja tidak terdapat wujud arsitek serta penerobos ke lini vital rival. Dikala mengalami rival yang tidak kilat serta memercayakan raga, pemeran semacam Evan Dimas umumnya dapat jadi pembeda.

Absennya Ricky Kambuaya sedikit banyak membuat wujud penerobos itu lenyap. Marselino Ferdinan yang dicoba jadi pendobrak justru tampak di dasar penampilan dengan banyak melepas korban melenceng.

Timnas Indonesia memerlukan banyak perbaikan saat sebelum beradu di Kualifikasi Piala Asia.

5. Belum Terdapat Bomber

Tidak dapat dimungkiri salah satu titik lemas Timnas Indonesia sepanjang era kepelatihan Shin Tae Yong merupakan lini depan. Semenjak 2020 sampai 2022 ini belum terdapat striker yang dapat diharapkan.

Dikala ini Shin berambisi pada wujud Dimas Drajat. Pemeran yang mengumpulkan 11 berhasil sepanjang Aliansi 1 2021 atau 2022 itu sudah diberi peluang debut, namun belum tampak cocok ekspektasi Shin.

Karenanya pula Lilipaly yang bukan seseorang striker, coba direposisi jadi penyerbu lubang. Buat hal ini Lilipaly tidak meragukan, namun kayaknya memerlukan durasi buat berpadu dengan pemeran yang lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini