16 Napiter Lapas Khusus Gunung Sindur kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

0
130
Napiter di Lapas Khusus Gunung Sindur Ikrar Setia ke NKRI (Foto RADARNASIONAL)

RADARNASIONAL – Sebanyak 16 narapidana teroris (napiter) yang menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat kembali ke pangkuan ibu Pertiwi melalui ikrar setia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Rabu (30/10).

Pada kesempatan itu, 16 napiter mengucapkan ikrar setia NKRI secara bersama-sama, melakukan sikap hormat
dan mencium Bendera Merah Putih, menandatangani surat pernyataan, kemudian mengucapkan sila-sila
Pancasila serta yel-yel NKRI “Harga Mati”.

Ikrar setia NKRI disaksikan langsung oleh Direktur Pembinaan Ditjen Pemasyarakatan, Kadivpas Kakanwil Kemenkumham Jawa Barat, perwakilan BNPT, Densus 88 Anti-teror Polri, Kodim dan Polres Bogor, Camat, Koramil, Polsek serta tokoh agama dan masyarakat Gunung Sindur.

Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Ditjen Pemasyarakatan Erwedi Supriyatno (Foto RADARNASIONAL)

Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Ditjen Pemasyarakatan Erwedi Supriyatno mengatakan, kegiatan ikrar setia NKRI yang digelar pihaknya itu merupakan salah satu wujud keberhasilan bersama dalam pembinaan napiter.

Erwedi menjelaskan, Lapas Khusus Gunung Sindur yang dinahkodai oleh Wahyu Indarto tersebut menjadi penyumbang terbanyak dari 221 napiter yang telah ikrar setia NKRI di seluruh Indonesia pada tahun 2024.

“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur yang telah berhasil mengikrarkan sebanyak 16 warga binaan,” ujar Erwedi disambut antusias peserta kegiatan.

Kalapas Khusus Gunung Sindur Wahyu Indarto (Foto RADARNASIONAL)

Menurut Erwedi, dengan pernyataan ikrar setia terhadap NKRI para napiter telah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional, serta pandangan hidup dan pemersatu bangsa Indonesia.

Erwedi berharap, dengan pernyataan ikrar setia NKRI tersebut para napiter mampu menjadi anggota masyarakat yang lebih memiliki kesadaran terhadap hak dan kewajiban, baik sebagai individu maupun warga negara.

Kemudian, memiliki sikap dan tingkah laku sebagai insan hamba Tuhan yang mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara tepat, sehingga dapat bersikap adil, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

“Serta mampu menempatkan diri secara proporsional sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya serta mampu menempatkan hak dan kewajiban dalam hidup bersama,” kata Erwedi.

16 Napiter di Lapas Khusus Gunung Sindur Ikrar Setia ke NKRI (Foto RADARNASIONAL)

Lebih lanjut, Erwedi juga berpesan kepada para napiter untuk dapat memahami akan hak dan kewajibannya, serta patuh melaksanakan segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku didasarkan atas kesadaran.

“Serta mampu menjadi warga negara yang baik dan membawa diri secara tepat dalam berhubungan dengan sesama maupun terhadap lembaga-lembaga kenegaraan dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan bahagia,” pesannya.

Terakhir, Erwedi mengapresiasi seluruh stakeholder yang telah mendukung keberhasilan pembinaan napiter di dalam Lapas seperti BNPT, Densus 88, Kemenag, BIN, pemerintah daerah, organisasi masyarakat serta instansi lainnya.

Erwedi menilai, stakeholder memegang peran penting dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi dan reintegrasi napiter melalui pelaksanaan program deradikalisasi di Lapas.

“Sinergitas yang kuat antara Ditjenpas dan stakeholder perlu terus dipelihara untuk bersama-sama menghadapi tantangan dalam menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia,” pungkasnya.

Masih di tempat yang sama, Kalapas Khusus Gunung Sindur Wahyu Indarto menambahkan, saat ini jumlah napiter yang menjalani pembinaan di Lapas yang ia pimpin berjumlah 25 orang dan seluruhnya telah ikrar setia NKRI.

Menurut Alumni AKIP angkatan 34 itu, keberhasilan pihaknya tersebut merupakan hasil implementasi dari arahan dan atensi pimpinannya, yakni Kakanwil Kemenkumham Jawa Barat Masjuno serta Kadiv Pas Robianto.

Selain itu, menurut Wahyu, kesuksesan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan BNPT, Densus 88 Anti-teror Polri dan stakeholder lainnya dalam melakukan assessment terhadap napiter, sehingga mau berikrar setia ke NKRI.

“Keberhasilan pembinaan napiter ini juga hasil dari sinergitas dan soliditas yang baik antara pimpinan dan jajaran di Lapas Khusus Gunung Sindur termasuk napiter,” ujar Wahyu di ruang kerjanya.

Melalui momen tersebut, pria murah senyum itu pun berpesan kepada para napiter dan warga binaan lainnya agar senantiasa mengikuti seluruh aturan dan program-program pembinaan di Lapas Khusus Gunung Sindur.

Lebih jauh, dirinya juga berpesan kepada para napiter untuk bersama-sama memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat.

“Kemudian dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik, taat hukum, bertanggung jawab, dan dapat aktif berperan dalam pembangunan,” pungkas Wahyu Indarto di lokasi kegiatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini