RADARNASIONAL– Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana mengatakan, pihaknya meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya kasus keracunan makanan Chiki Ngebul.
“Dinkes Jabar menyiapkan surat edaran khusus ke dinkes kabupaten/kota mengenai kewaspadaan makanan dengan nitrogen,” kata Nina Susana dalam keterangannya, Sabtu (14/1).
Dinas Kesehatan Jawa Barat menetapkan kasus chiki ngebul sebagai status darurat medis sejalan dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Kementerian Kesehatan.
Menurut dia, pengawasan terhadap kasus chiki ngebul pun ditingkatkan. Surat edaran itu seiring kasus keracunan cikbul di Kabupaten Tasikmalaya serta Kota Bekasi.
Nina Susana mengklarifikasi, di Kabupaten Tasikmalaya ada 24 anak mengonsumsi cikhi ngebul pada periode yang sama, tujuh anak bergejala.
Enam anak sudah diobervasi puskesmas dan sudah pulang kembali ke rumah. Sedangkan satu anak sempat dirawat di RS SMC Tasik tapi juga sudah pulang ke rumah.
Sementara kasus di Kota Bekasi, dari empat anak yang mengonsumsi cikhi ngebulq, satu orang bergejala hingga harus dioperasi di RS Haji Jakarta Timur.
Atas kasus tersebut, Dinkes Jawa Barat juga telah berupaya menanggulangi keracunan makanan cikbul di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bekasi.
Langkah yang telah dilakukan, yakni melanjutkan informasi surat edaran kewaspadaan dari Kemenkes ke Dinkes kabupaten/kota.
Dinkes juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang dilaporkan dan memantau terus perkembangan kasus dan kemungkinan penambahan jumlah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Jawa Barat dr Ryan Bayusantika mengatakan, kemungkinan ada sisa nitrogen cair terminum sehingga menyebabkan anak-anak keracunan.
Saat ini, dinkes di tingkat kabupaten/kota masih mengkaji kemungkinan larangan peredaran makanan bernitrogen cair, dan akan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk meningkatkan kewaspadaan atas konsumsi chiki ngebul oleh anak-anak.