RADARNASIONAL– Korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu, bertambah.
Pemkab Cianjur mencatat, jumlah korban meninggal dunia berdasarkan data yang telah terkumpul dari 13 kecamatan yang terdampak gempa menjadi 602 orang.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pemerintah daerah (Pemda) tidak asal mengeluarkan data korban meninggal.
Namun, kata Herman, berdasarkan nama dan alamat sesuai pendataan ulang yang telah dilakukan, karena banyak korban meninggal tidak terdata karena berbagai alasan.
“Saya bawa data lengkap dari 13 kecamatan yang warganya meninggal dunia menjadi 602 orang, sesuai nama dan alamat,” beber Herman.
“Data tersebut setelah saya minta pihak desa melalui RT/RW untuk melakukan pendataan ulang sesuai nama dan alamat korban,” imbuh Herman di Cianjur, Rabu (14/12).
Herman menyebut, korban meninggal akibat gempa paling banyak di Kecamatan Cugenang, sebanyak 397 orang.
Dan yang paling sedikit di Kecamatan Mande, Haurwangi, Sukaresmi serta Cikalongkulon yang masing-masingnya hanya satu orang orang meninggal akibat gempa.
Sehingga pihaknya membantah kalau korban meninggal tidak berdasar karena sesuai dengan laporan dari masing-masing desa lengkap dengan surat kematian yang sudah diurus ahli waris.
Sebagian besar korban meninggal saat gempa terjadi akibat tertimpa bangunan rumah yang ambruk dan meninggal dalam perawatan.
Menurut Herman, Pemkab sudah berkoordinasi dengan BNPB terkait penambahan data tersebut, sehingga adanya perbedaan data terakhir tidak perlu lagi diperdebatkan.
“Data korban meninggal juga sudah dilaporkan ke Kementerian Sosial agar keluarga yang ditinggalkan mendapat dana kerohiman,” katanya.
Bahkan uang duka atau kerohiman yang disebut Herman, tahap satu sudah diserahkan pada 122 orang ahli waris dan 480 lainnya masih dalam proses.
“Kami akan terus mengupdate data korban meninggal karena gempa Cianjur, selanjutnya akan dilaporkan untuk mendapat bantuan,” tandasnya.