RADARNASIONAL – Kabut asap yang dilaporkan sudah menyelimuti Malaysia sejak pekan lalu kini semakin memburuk. Tercatat ada 13 lokasi termasuk di Ibu Kota Kuala Lumpur, yang memiliki kualitas udara tidak sehat.
Dikutip dari The Star, laporan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia (DOE), Wan Abdul Latiff Wan Jaafar.
Wan Abdul mengatakan, berdasarkan citra satelit badan meteorologi ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC), telah terdeteksi 121 titik api (hotspot) di Sumatra dan 122 hotspot di Kalimantan tak ada satu pun hotspot di Malaysia.
“Kualitas udara terus memburuk ke tingkat yang tidak sehat di lebih banyak lokasi di negara ini, terutama di pesisir barat semenanjung,” ujar Wan Abdul.
Menurut pantauan ASMC yang berbasis di Singapura, tercatat pada Senin (2/10) pukul 17.00 lokasi-lokasi dengan angka Indeks Polutan Udara (Air Pollutant Index/API) tinggi ada di 13 lokasi.
Distrik Cheras di Kuala Lumpur mencatat API dengan angka 160, disusul oleh Nilai (161) dan Seremban (156) yang terletak di Negri Sembilan.
Sementara 10 lokasi lainnya Batu Muda, Putrajaya, Petaling Jaya, Shah Alam, Klang, Banting, Johan Setia, Port Dickson, dan Alor Gajah, mencatat angka API berkisar antara 115 hingga 155.
Adapun kualitas udara dikategorikan sebagai sehat apabila API berada di angka antara nol hingga 50. Kualitas udara sedang di angka 51 hingga 100; kualitas udara tidak sehat di angka 101 hingga 200; sangat tidak sehat apabila di angka 201 hingga 300; sementara 300 ke atas dianggap berbahaya untuk dihirup.
Sehubungan dengan situasi itu, Wan Abdul pun memerintahkan agar seluruh kegiatan di luar ruangan dan aktivitas belajar-mengajar di taman kanak-kanak ditangguhkan jika API di daerah mereka melebihi angka 200.
Oleh karenanya, kata Wan Abdul, administrasi seluruh sekolah dan taman kanak-kanak diimbau terus memantau API di daerah masing-masing dan jika melebihi angka 200 seluruh kelas ditangguhkan.
Wan Abdul menyebut, peta penyebaran kabut asap di kawasan Asia Tenggara yang dihimpun ASMC pada Senin (2/10) menunjukkan wilayah bagian selatan kawasan ini berawan, kecuali di bagian selatan Sumatra, Kalimantan, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
DOE, kata Wan Abdul, telah mengintensifkan penegakan hukum dan meningkatkan patroli hariannya di daerah-daerah yang rentan terhadap pembakaran lahan.
Dia juga mendesak para pemilik lahan untuk secara ketat memantau area yang rentan terbakar di musim kemarau seperti saat ini. Wan Abdul menyerukan pengambilan langkah-langkah pencegahan untuk memastikan tidak ada satu pun pihak tidak bertanggung jawab yang melanggar peraturan dan melakukan pembakaran lahan terbuka.