Serahkan Peralatan Pembuat Biopori,Hasto Ajak Gerakan Sejuta Biopori Selamatkan Bumi

0
121
Gerakan Sejuta Biopori berlangsung mendapat perhatian dari masyarakat peduli berlangsug di Loby Utara Sekolah Pasca Sarjana,ogung Lor ,Sinduadi,Mlati,Sleman.(Radnas-Ist)

Masalah sampah sampai saat ini belum tuntas penanganan sampah  sampah perlu adanya perubahan perilaku.

Hal tersebut  disampaikan  Hasto Wardoyo dalam acara “Menuju Gerakan Sejuta Biofori yang berlangsung  di Loby Utara Sekolah Pasca Sarjana Pogung Lor. Sinduadi, Mlati , Sleman Ahad pagi(15/6/2025).

Walikota Yogyakarta, Dr(HC) dr. H Hasto Wardoyo SpOG yang juga mantan Bupati Kulonprogo memberikan peralatan membuat biopori serta casing lobang kepada warga peduli sampah.(Radnas-Ist)

“Salah satu penyebab banyaknya sampah  adalah karena perilaku masyarakat. Sudah banyak yang dilakukan pemerintah dalam upaya penanganan sampah diantaranya penanganan sampah yang terlanjur menumpuk.” tandas mantan Bupati Kulonprogo.

Menurutnya, untuk melakukan upaya penanganan sampah organik dengan menggunakan berbagai cara, diantaranya tehnologi, komposter, maggot , ember tumpuk, biopori, takakura dan lainnya.Upaya terus  akan terus dilakukan melalui berbagai jalur, salah satunya melalui kelompok bank sampah yang sudah ada.

Lebih lanjut Dr (HC) dr. H Hasto Wardoyo SpOG memberikan gambaran bahwa penangan sampah seperti menangani sebuah penyakit harus ditangani gejala penyakitnya (Symtom) baru menngani penyebab penyakitnya (Causes).

Dalam kesempatan itu Wali kota Jogja Hasto melakukan penanda tangan pencanangan gerakan  sejuta biopori bersama  tamu undangan lainnya,  Hasto juga    menyerahkan peralatan membuat biopari diantaranya  bor biopori serta casing lubang biopori. Dalam pencanangan , Hasto menerima  bingkisan  berupa kerajinan daur ulang kaca dari Lokalap binaan Hermanto.

Sekretaris Perkumpulan Bank Sampah DIY Erwan Widyarto menyampaikan,salah satu metode pengelolaan sampah organik yang telah dipraktikkan oleh masyarakat Yogyakarta, khususnya para penggiat bank sampah, adalah biopori. Namun, muncul pertanyaan, apakah praktik biopori yang selama ini dilakukan sudah tepat?

Bagaimana sebenarnya cara pengelolaan sampah menggunakan teknologi biopori? Apakah penggunaan istilah “biopori” sudah sesuai? Dari mana istilah ini berasal? “Pertanyaan-pertanyaan penting untuk dijawab agar penerapan teknologi biopori dalam pengelolaan sampah berjalan seoptimal mungkin dan memberi  manfaat bagi masyarakat.

Dalam acara tersebut menghadirkan,   Guru Besar Ilmu Tanah dari Institut Pertanian Bogor  yang juga merupakan penemu teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB).Ia  juga  berbagi pengetahuan kepada  pegiat lingkungan, relawan bank sampah, generasi muda peduli sampah di Yogyakarta.

Dalam sesi  pembelajaran langsung dan praktik membuat biopori bersama pakarnya biopori sampah Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc dariIPB.Ia juga pencetus metode biopori yang mengembangkan teknologi LRB untuk meningkatkan daya serap air oleh tanah,mengurangi potensi banjir.
“Pembelajaran ini relevan  diperuntukan pengelolaan sampah organik di lingkungan rumah tangga perkotaan. Pembuatan  biopori ini  dapat dilakukan  secara mandiri, sekaligus membantu pengendalian air hujan dan menjaga kestabilan air tanah.

Fungsi utama pembuatan Biofori adalah menciptakan ruang biofori dalam tanah secara horisontal. Lubang biofori tersebut dipergunakan tempat perbagai macam makhluk hidup dan juga sebagai tempat berkembang biak. Membantu dekomposer sampah organik.” papar Prof Kamir.

Hadir dalam kegiatan tersebut Prof. Widyanto Dwi Nugroho Sekolah Pascasarjana UGM,Dr. Samsul Maarif, Kepala Program Studi Agama dan Lintas Budaya,Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc., Institut Pertanian Bogor pencetus Biopori,Herdiana Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa (PUSDAL LH Jawa).
Endro Sulaksono, Anggota DPRD Yogyakarta,Zaenal Mutaqin ketua Paguyuban Bank Sampah DIY Hermanto Lokalab,Sardi Beib Kreator dan Dalang Wayang Kristal.
Bernadeta Widi Andayani PERSADA. Ibnu Novel Hafiz, General Manager Hotel Grand Keisha.(Kus)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini