JERMAN – Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyinggung perang Ukraina dalam pertemuannya dengan Kepala negara Republik Indonesia Joko Widodo pada Kamis (16/6).
” Untuk kita, masyarakat Eropa, kita hidup dalam suasana yang susah. Suasana di Ukraina sudah bawa perang balik ke daratan kita,” ucap Steinmeier dalam bertemu pers bersama Jokowi yang disiarkan di saluran Youtube Sekretariat Negara, Kamis (16/6).
Steinmeier ikut mengatakan ambisinya buat tingkatkan kegiatan serupa dengan Indonesia dalam sektor energi. Salah satu faktornya, supaya Jerman tidak lagi tergantung dengan Rusia buat penuhi keinginan energinya.
” Kita mau tingkatkan kegiatan serupa kita dalam sektor energi. Kita pula lagi mencari pemecahan buat menguatkan usaha menanggulangi pergantian hawa, mulai dari mengubah ekonomi dengan pembaruan hijau. Jadi dengan jalur itu, kita dapat bebas dari ketergantungan dengan Rusia dalam sektor energi,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, Steinmeier berkata beliau serta Jokowi membahas suasana di area.
” Tujuan ulasan itu merupakan mempraktikkan Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa( PBB) serta regulasi terkait perairan global, yang merupakan utama dari keselamatan yang normal di area,” tuturnya.
Beliau pula berkata ASEAN selaku salah satu mitra strategis Jerman, juga membenarkan kedudukan Indonesia selaku mitra kunci di area itu.
Begitu juga dikabarkan Kedutaan Jerman di RI, Steinmeier melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia mulai Rabu (15/6) hingga Jumat (17/ 6).
Steinmeier bertolak ke Bogor buat berjumpa dengan Jokowi di Kastel Kepresidenan. Tidak cuma itu, beliau luang bertamu ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
” Saat sebelum datang di Kastel Kepresidenan Bogor, Presiden Frank- Walter Steinmeier serta kaum terlebih dulu mendatangi Taman Kuburan Pahlawan Kalibata buat menaruh bunga pada kuburan kepala negara ketiga B. J. Habibie,” tutur pembawa kegiatan penyambutan Steinmeier, Raksa Firdani.
Steinmeier pula akan mendatangi Candi Borobudur di Magelang, juga berjumpa dengan Gubernur Jawa Tengah Membalas Pranowo serta Sri Baginda Yogyakarta Hamengkubuwono X.
