JAKARTA – Rencana penggunaan aplikasi MyPertamina untuk mengakses solar dan Pertalite bagi masyarakat ditujukan untuk menutup kebocoran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dianggarkan. Penggunaan aplikasi dinilai upaya baik dari pemerintah agar subsidi tepat sasaran.
Pandangan ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Hermanto saat dimintai komentarnya soal polemik penggunaan aplikasi MyPertamina untuk mendapatkan solar dan Pertalite.
“Saya melihat ini adalah upaya yang baik dari pemerintah untuk menekan angka subsidi yang saat ini masih banyak kebocoran dan tidak tepat sasaran,” kata Bambang dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).
Bambang menambahkan, salah satu penyebab tingginya subsidi adalah belum tersedianya database penerima subsidi BBM yang terintegrasi. Populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa ini tidak semuanya menjadi penerima subsidi BBM. Di sinilah pentingnya menyusun kembali database penerima subsidi BBM.
“Jumlah kendaraan bermotor yang beragam kelas dan golongan itu juga menjadi salah satu faktor yang menjadi subsidi BBM salah sasaran. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam menentukan sasaran subsidi BBM,” tutup politisi Partai Golkar itu.ilustra
Terpisah, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, menyalurkan BBM subsidi merupakan salah satu amanah yang diberikan kepada Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang terjangkau bagi masyarakat.
Sebagai BBM bersubsidi, penyaluran Solar dan Pertalite penugasan ini diatur oleh regulasi, antara lain Peraturan Presiden No. 191/2014 dan Surat Keputusan (SK) BPH Migas No. 4/2020.
Dalam menyalurkan BBM subsidi ada aturannya, baik dari sisi kuota atau jumlah maupun dari sisi segmentasi penggunanya. Saat ini, segmen pengguna Solar subsidi ini sudah diatur, sedangkan Pertalite segmentasi penggunanya masih terlalu luas.
“Sebagai badan usaha yang menjual Pertalite dan Solar, kami harus patuh, tepat sasaran dan tepat kuota dalam menyalurkan BBM yang disubsidi pemerintah,” jelas Alfian Nasution Selasa (28/6).
Saat ini masih terjadi di lapangan adanya konsumen yang tidak berhak mengkonsumsi Pertalite dan Solar dan jika tidak diatur, besar potensinya kuota yang telah ditetapkan selama satu tahun tidak akan mencukupi.
Untuk memastikan mekanisme penyaluran makin tepat sasaran, maka Pertamina Patra Niaga berinisiatif dan berinovasi untuk melakukan uji coba penyaluran Pertalite dan Solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar di dalam sistem MyPertamina.
“Kami menyiapkan website MyPertamina yakni, https://subsiditepat.mypertamina.id/ yang dibuka pada 1 Juli 2022. Masyarakat yang merasa berhak menggunakan Pertalite dan Solar dapat mendaftarkan datanya melalui website ini, untuk kemudian menunggu apakah kendaraan dan identitasnya terkonfirmasi sebagai pengguna yang terdaftar. Sistem MyPertamina ini akan membantu kami dalam mencocokan data pengguna,” terang Alfian.